Prolog
Sinar sang mentari mengikis kabut
putih pagi ini hingga masuk kecelah jendela kamarku. Kicauan burung seraya
membangunkanku dari mimpi indahku pada malam itu.
Aku tersadar dari lamunanku
ketika tiba-tiba mamah mengetuk pintu kamarku dan berteriak “Naura,kamu udah
bangun belum? Siap-siap ya hari ini kita mau ke villa papah”. Aku hampir saja
lupa kalau pagi ini kami sekeluarga akan berkunjung ke villa papah di puncak.
“Iya mah,Naura lagi beresin kamar,nanti kalau sudah siap aku turun kok” Sahutku
dari dalam kamar.
Aku langsung bergegas mandi agar
tidak telat karena kalau sampai telat bisa kena omelan mamah deh.Ga perlu mandi
lama-lama yang penting wangi.Hahaha.Setelah semuanya selesai aku menuju ke
ruang makan setelah itu langsung on the
way puncak.
Sesampainya
di villa…
“Hey,anak manja cepat bangun!kita
sudah sampai” ujar kak Sammy.Kak Sammy adalah kakak laki-lakiku. Aku sudah
biasa diperlakukan seperti itu. Dia memang kakak yang jahil tapi sebenarnya
sayang banget sama aku. Tapi aku suka sebel sama dia yang suka sok kecakepan
kalau di depan teman-temanku.
Disaat aku membuka mata,aku
terkejut melihat banyak barang-barang yang terbungkus kain hitam “Hah..aku ada
dimana ini?Perasaan tadi masuh di mobil” Aku bertanya-tanya di dalam hati.
“Tolong..tolong..mamah..papah..kak Sammy buka pintu!!”
Aku berteriak sambil berusaha
membuka pintu. Tapi tak ada suara yang membalas teriakkanku. Ini semua pasti
kerjaan kak Sammy,pasti dia yang ngerjain aku,jail banget sih ngunciin aku di
dalam gudang berdebu kaya gini.
Karena penasaran dengan isi
gudang villa yang dulunya pernah aku tempati sewaktu SMA. Akhirnya aku mencari
sesuatu yang barangkali masih tersimpan rapi di gudang ini.
Naura mematung sambil mendekap
erat diary biru yang nampak usang dimakan waktu. Perlahan Naura membuka diary
berwarna biru langit itu dengan tangan bergetar. Empat tahun. Dan baru kali ini
ia membuka lembaran-lembaran itu lagi. Waktu bergulir begitu cepat dan berat. Haruskah
ia membiarkann ego memakan habis seluruh waktunya untuk kenangan lama yang
terlanjur melekat.
Aku segera mengalihkan
pandanganku,mencermati kata demi kata yang tergores pada kertas itu.
Kau berikan
warna-warni indah pada kanvas cintaku
Menjadikan
semuanya indah untuk dirasakan
Kau yang
mampu membuat semuanya berharga
Cintamu
adalah semua yang aku butuhkan
(lembaran
pertama)
Aku tersenyum kecil seakan
anganku kembali melayang,merangkai kenangan lalu yang dulu aku kubur
dalam-dalam. Ini adalah buku diaryku disaat aku mulai memakai seragam putih
abu-abu yang penuh dengan kisah suka maupun duka.
Terlalu banyak kenangan manis yang lalu lalang
dalam ingatanku. Terutama sosok Arya yang tak pernah hilang dari ingatanku. Mudahkan
melupakan cinta pertama yang telah membuat hari-hariku lebih berwarna?Tentu
tidak. Aku membutuhkan proses yang cukup panjang untuk benar-benar mengabaikan
rasa sakit yang pernah tinggal di hati ini.
Bersambung..
0 komentar:
Posting Komentar